Kamis, 26 Juni 2008

Anggota DPR Prihatin Kasus Geng Nero

Jakarta, CyberNews. Anggota DPR RI FPKS asal Jateng Zuber Safawi mengaku prihatin dengan munculnya kasus kekerasan ”geng Nero” yang melibatkan para pelajar putri SMU di Pati, Jawa Tengah, beberapa hari lalu.

Kekerasan, menurut Zuber, bukanlah tradisi yang positif justru menurunkan citra para pelajar sebagai kaum muda intelektual. ”Saya prihatin dan sedih melihat tayangan kekerasan geng Nero. Ini perlu menjadi instropeksi bagi semua pihak baik siswa, orang tua maupun pihak sekolah agar kejadian ini tidak terulang kembali,” kata Zuber dalam siaran persnya kepada SM CyberNews, Selasa (17/6).

Menurut Zuber, penyebab terjadi kekerasan di kalangan para siswa adalah minimnya pendidikan moral dan lemahnya pengawasan baik dari pihak sekolah maupun keluarga.

”Seharusnya masalah moral mendapatkan perhatian yang serius dalam mata pelajaran sekolah sehingga para siswa memiliki mental dan kecerdasan sosial yang positif. Minimnya jam pelajaran agama juga perlu dievaluasi dan ditambah porsinya. Bentuknya dapat berupa kegiatan kerohanian maupun kegiatan lain yang menunjang pembentukan mentalitas siswa,” sarannya.

Dalam pandangan Zuber, keluarga juga memiliki peran yang cukup signifikan dalam pembentukan karakter dan pengawasan terakhadap aktivitas siswa. ”Keluarga adalah sekolah pertama bagi siswa untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan solidaritas. Sehingga fungsi dan peran keluarga sebagai pembentuk karakter siswa harus kembali menjadi perhatian kita semua,” tandas Zuber, yang juga mantan Ketua Komisi Bidang Pendidikan DPR RI.

Zuber juga mengakui maraknya aksi kekerasan di kalangan pelajar tak luput dari pengaruh negatif pergaulan bebas dan tayangan media TV yang kerap memunculkan tayangan-tayangan kekerasan. ”Secara psikologis, para siswa adalah kelompok yang masih mencari identitas diri sehingga mudah sekali terpengaruh oleh budaya pergaulan bebas dan tayangan kekerasan di TV. Ini juga harus menjadi perhatian Pemerintah agar lebih serius mengawasi dan menindak media yang kerap mempertontokan aksi kekerasan,” ungkapnya.

Zuber berharap kasus geng Nero bisa diusut tuntas sehingga meredam kekhawatiran siswa dan orang tua. Jika perlu, pihak kepolisian menyelidiki kemungkinan adanya geng-geng kekerasan lain yang melibatkan siswa.

”Kasus geng Nero bisa menjadi pintu masuk aparat kepolisian untuk mencari dan menindak pelaku kekerasan lainnya yang mengancam para siswa. Kita berharap ini menjadi aksi kekerasan terakhir sehingga tak ada lagi korban,” harap Zuber.

Sumber : Suara Merdeka Cyber News, Selasa, 17 juni 2008